Mengenal Ibu Magdalena Daemen

Pada tanggal 19 Nopember 1787 lahirlah seorang anak putri sebagai anak sulung dari keluarga Neer Damen dan Getruid di desa Laak, Heythuysen di Provinsi Limburg Tengah, Negeri Belanda bagian selatan. Bayi itu diberi nama Catharina Daemen. Semasa anak ia rajin ke ladang membantu orang tuanya, tidak banyak bicara, tapi tekun bekerja dan suka berdoa. Sejak kecil ia pintar membawakan dirinya dan suka keheningan.

Di dalam keheningan ia menyadari betapa besar cinta Tuhan kepada keluarganya. Ia adalah gadis yang sedehana dan miskin, namun ia semakin aktif dan kreatif mengembangkan dirinya, karena ia tetap percaya kepada Tuhan Penyelenggaraan-Nya. Dengan kepercayaan yang kuat akan penyelenggaraan Tuhan, Catharina Damen pergi ke Maeseyk kota kecil dekat desa kelahirannya, lalu menggabungkan diri dengan persekutuan orang-orang yang menamakan dirinya anggota Ordo Ketiga St. Fransiskus yang membaktikan hidupnya kepada Tuhan, dengan doa dan karya. Dalam ordo inilah ia berserah setia dan mendapat gemblengan untuk mengatasi tantangan zaman. Disnilah ia berkarya, berdoa, bermatiraga dan melaksanakan tugasnya dalam keheningan.

“Terpanggil oleh kebaikan Allah, kita mengikrarkan hidup Injili dalam Semangat Santo Fransiskus Assisi dan Ibu Magdalena Daemen”.

Pada tanggal 21 Juni 1825 ia mendapat tugas membantu Pastor Van der Zandt di Heythuysen untuk memelihara gereja serta mendidik muda-mudi yang terlantar, berkeliaran dimana-mana dan juga menolong si sakit. Kedatangannya di Heythuysen disambut dengan dingin oleh Pastor Van der Zandt.

Baginya hal itu tidak terlalu merisaukan, sebab ia akan mengabdi kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Dengan berkat Tuhan, akhirnya ia berhasil mendirikan sekolah.

Pastor Van der Zandt heran, sebab sekolah yang baru ini dibanjiri oleh sekian banyak anak.

Pada tanggal 10 Mei 1835 ia bersama teman-temannya pindah ke Kreppel dan mulailah hidup berkomunitas. Maka tanggal 10 Mei 1835 dijadikan hari yang bersejarah yaitu hari berdirinya Kongregasi. Catharina Daemen yang sudah mendapat nama biara Magdalena diangkat sebagai pemimpin. Ibu Magdalena Daemen membawa kharisma kesederhanaan dan pelayanan fransiskan ke dalam dunia pada masanya. Ia adalah salah satu dari orang-orang dina, hidup dalam semangat pertobatan dan cinta kasih, dengan dijiwai oleh semangat St.Fransiskus Assisi yang cinta akan persaudaraan (fraternitas), kemiskinan (minoritas) dan damai. Kepercayaannya yang tak tergoncangkan kepada Allah membawa persatuan dalam kehidupan doa dan pelayanannya. Semangat Deus Providebit ini dihayati dan diyakini sepenuhnya oleh seorang wanita sederhana yang menjadi pendiri Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus (OSF) dari Semarang ini. Keutamaan-keutamaan Ibu Magdalena seperti kemiskinan, kesederhanaannya, caranya bekerja, ketekunan, kegairahannya dalam bekerja, semangat doa yang bersemadi, cinta persaudaraan, keheningannya, ketentraman batin, cara menerima salib dan sikap yang selalu berterima kasih, menjadi kumpulan bunga di taman Santo Fransiskus. Ia melihat segala sesuatu yang terjadi melalui dirinya sebagai karya Allah. Beliau meninggal dunia pada tanggal 7 Agustus 1858. Ibarat biji yang jatuh dan mati, menjadi tumbuh dan berkembang, berbuah banyak dalam keutamaan cinta kasih. Bunga-bunga Magdalena ini mekar ke berbagai negara. Dari Belanda Kongregasi berkembang keluar dan sekarang juga membawa kehadirannya secara fransiskan di Italia, Jerman, Polandia, Brazil, Amerika, Tanzania, Guatemala, Indonesia.

Sekretariat :
Jl. Kawi No.19, Wonotingal, Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah 50252

Sumber: www.komisikaryamisioner.org